Tepung Terigu Itu Terbuat dari Apa?


Dalam kehidupan sehari-hari, kita pasti pernah ketemu sama makanan yang punya bahan makanan dari tepung terigu. Mulai dari kue, donat, roti, mie, risol, gorengan, dan masih banyak banget kalo disebut di sini. Tapi pernah gak sih kepikiran sama kamu, “Tepung Terigu Itu Terbuat dari Apa?”
Kamu juga pasti bisa bayangin kan, kalo tepung-tepung lain. Misal kayak tepung beras, ya berarti dibuatnya dari beras. Tepung tapioka, ya dibuatnya dari tapioka. Nah, terus Tepung Terigu Itu Terbuat dari Apa? Dari Terigu? Hahahaha

Buat yang udah tahu, pasti baca artikel ini remeh banget, `kan? “Ah, urusan tepung aja dipikirin.” Tapi buat yang belum tahu, kamu jangan minder. Namanya juga Tadinya Norak, di sini tempatnya kamu bebas bernorak ria. Gak ada yang salah kalo kamu belum tahu hal yang udah lumrah.

Nah tepung terigu itu terbuat dari biji gandum. “Emang di Indonesia ada gandum? Bukannya Indonesia biangnya beras.” Eits, jangan salah. Meski makanan pokok orang Indonesia itu beras, tapi bukan berarti ladang gandum tidak ada. Coba kamu tengok daerah Tosari, Pasuruan, di Jawa Timur. Di sana ada ladang gandum yang bahkan sampai dijadikan tempat wisata. “Noraknya orang Indonesia, jarang liat gandum sampe dijadiin tempat wisata.” Hehe, bercanda. Jangan ngegas, ini bukan tanjakan.


“Terus kok bisa dinamain tepung terigu? Bukannya tepung gandum?” Ya kedua tepung itu berbeda. Tepung terigu itu tepung yang diperoleh dari penghancuran biji gandum sampai halus. Sementara tepung gandum adalah tepung yang diperoleh dari penghancuran gandum seutuhnya. Ibarat beras, terigu dibuat dari biji berasnya saja. Tapi kalau tepung gandum, itu digiling sama gabah-gabahnya. Makanya tepung terigu sama tepung gandum warnanya bisa beda. Terigu warnanya putih, sedangkan tepung gandum warnanya coklat. Teksturnya juga beda, terigu halus, tepung gandum lebih kasar.


“Siapa yang namain jadi TERIGU?” Waduh, kalo orang pertama yang namain tepung itu dengan nama terigu, gak ada yang tahu. Pertanyaannya yang enggak-enggak aja. Tapi, kata terigu sendiri berasal dari Bahasa Portugis, yaitu trigo, yang artinya gandum. Pasti belajar kan sejarah kita dulu kalau Indonesia pernah dijajah oleh bangsa Portugis? Nah dari situ asal nama terigu.

Kita semua pasti gak asing sama tepung yang ini. Di dapur rumah Ibu kita juga pasti ada nih tepung. (Yang cuma ngekost, gak usah meriksa, itu bukan dapur kamu) Meskipun remeh, tapi seenggaknya pembahasan kita kali ini bisa membuka sedikit wawasan kita soal terigu. Tepung Terigu Itu Terbuat dari Apa, ladangnya ada di mana, sampai asal nama terigu itu sendiri. Nah kalo kamu punya pertanyaan Norak lainnya yang kamu takut tanya ke orang lain, tulis aja di kolom komentar. Kita bahas nanti. ^^

Gambar di Monitor Tidak Muncul

"Loh kok ini Gambar di Monitor Tidak Muncul? Adapternya yang jelek? Monitornya yang rusak? Atau Graphic Card-nya nih yang cacat pabrik?"


Itu dia pikiran saya waktu pertama kali menyalakan PC pake kartu grafis baru. Cieee. Jadi ceritanya saya baru kesampaian buat updgrade kartu grafis. Sebelumnya, saya pakai R7 360 yang dicolok ke dua monitor: satu lewat HDMI, satu lagi cuma support VGA. Nah karena di kartu grafis itu gak ada output VGA, jadi untuk monitor VGA ini saya pake adapter DVI-I to VGA kayak gambar di bawah ini. Semua berjalan lancar selama 3 tahun ini. Sampai akhirnya saya ganti kartu grafis.

Untuk kartu grafis penggantinya, saya pilih RX 580 dari MSI. Sudah pasti tidak ada output VGA juga karena VGA output itu sudah juadul abis, sekarang kan sudah eranya digital. Tapi eh tapi, itu kartu grafis juga gak punya output DVI-I, adanya DVI-D. Nah loh. Adapter yang saya punya kan DVI-I, bukan DVI-D. Port DVI-D itu bentuknya kayak gambar di bawah ini.

Tanpa punya ilmu soal dua port itu, saya beli lah adapter DVI-D to VGA, murah banget, cuma Rp 8.000 saya nemu di Tokped. Saya tes, tapi Gambar di Monitor Tidak Muncul. Saya mulai berasumsi kalau adapternya jelek, soalnya harganya juga lebih murah dari makan di warteg. Hahaha. Saya berangkat deh ke toko komputer terdekat dan beli adapter yang sama, tapi harga agak lebih mahal di situ. Setelah dites, hasilnya tetep sama, Gambar di Monitor Tidak Muncul. Dari situ saya mulai berasumsi, apa monitornya yang rusak? Atau kartu grafis yang baru saya beli ini cacat pabrik? Saya coba tes cabut monitor utama dan menjadikan monitor VGA ini sebagai monitor utama. Tapi tetap Gambar di Monitor Tidak Muncul.

Mulai deh saya cari informasi di Google. Dan ternyata betapa noraknya saya ini. Hahaha. Port DVI-I dan DVI-D berbeda bentuk bukan tanpa alasan. Kalo kita perhatikan wujud kedua port tersebut, hanya berbeda pada bentuk plus dan minus juga 4 pin tambahan pada DVI-I. 4 pin tambahan itu ternyata punya faktor pembeda yang besar.

DVI-I (Digital Video Interface - INTEGRATED) bisa menstransfer baik sinyal digital ke monitor digital atau sinyal analog ke monitor analog. Jadi di kartu grafis saya sebelumnya, R7 360, sinyal yang keluar dari kartu grafis adalah sinyal analog dan ditransfer ke monitor yang juga punya input analog, sehingga layarnya memunculkan gambar.

Sedangkan DVI-D (Digital Video Interface - DIGITAL) hanya bisa menstransfer sinyal digital ke monitor digital, tidak bisa ke monitor analog. Sinyal yang dikeluarkan dari kartu grafis RX 580 berupa sinyal digital dan ditransfer ke monitor yang hanya bisa menerima sinyal analog, makanya Gambar di Monitor Tidak Muncul.

Nah, muncul pertanyaan:

"Terus bisa tidak monitor analog memunculkan gambar dari sinyal digital?"


Bisa. Adapter DVI-D yang saya beli itu sama sekali tidak berguna. Saya butuh adapter aktif untuk mewujudkannya. Adapter tersebut harus memiliki pengubah sinyal. Dan setelah cari sana-sini, ternyata adapter DVI-D to VGA yang harus saya pakai itu yang seperti ini.

Harganya jauh lebih mahal ketimbang adapter pasif seperti sebelumnya. Tapi cara kerjanya berbeda. Setelah dicoba, monitor VGA saya pun yang tadinya tidak menampilkan gambar, sekarang sudah bisa berfungsi dengan baik seperti seharusnya.

Nah buat kalian yang bingung kenapa Gambar di Monitor Tidak Muncul setelah ganti kartu grafis, coba cek adapternya. Bisa jadi kasusnya sama seperti saya dan beberapa pengguna lain yang juga kebetulan mengalami masalah yang sama. Jangan sampai keluar uang buat beli ini itu tanpa tahu apa masalah sebenarnya, kayak saya.

Analog Yang Gerak Sendiri


Pernah gak sih ngalamin Analog Yang Gerak Sendiri? Pas lagi asik-asik main, tau-tau character yang lagi kita mainin gerak sendiri.

Halo semuanya. Kali ini Saya mau berbagi pengalaman baru lagi. Melanjutkan pengalaman saya yang ada hubungannya dengan memilih controller di postingan sebelumnya, kali ini controller Xbox One saya mulai bermasalah, yaitu Analog Yang Gerak Sendiri. Masalah seperti ini termasuk masalah yang wajar terjadi pada controller pada umumnya. Umumnya, penyakit Analog Yang Gerak Sendiri ini disebut dengan istilah Drifting.

Gimana gejalanya? Kalo analog kamu gerak sendiri ke satu arah tanpa kamu sentuh, ada kemungkinan controller kamu sudah terkena penyakit Drifting. Penyakit ini bukan karena faktor software atau driver, tapi memang kualitas dari hardware-nya sendiri sudah menurun. Jadi untuk mengatasinya, controller kamu harus dibedah dan diganti analognya dengan yang baru.

"Waduh, diservis ongkosnya berapa, ya?"
"Harga analognya mahal gak, ya?"
"Service di mana, ya?"
"Ganti sendiri aja, deh. Tapi gak punya solder."
"Gue punya solder, tapi gue gak bisa nyolder."

Pasti kalimat-kalimat itu bakal mulai muncul di otak ketika tahu controller kamu bermasalah. Untuk analognya sendiri harus disesuaikan dengan analog controller kamu sendiri. Jangan sampe kamu beli analog untuk PS3, tapi kamu pakai di Xbox One atau PS4. Kualitasnya juga mempengaruhi, ada Original dan KW. Salah-salah kamu nanti menyesal setelah ganti analog.

Dari sisi harga juga bervariasi. Untuk Xbox One misalnya, harganya di kisaran Rp25.000 sampai Rp100.000. Mahal, ya? Tapi tidak usah khawatir. Semua kekhawatiran kamu bisa dibuang jauh-jauh. Karena kali ini, saya akan membagi tips memperbaiki Analog Yang Gerak Sendiri tanpa harus ganti baru, tanpa solder. Hanya modal nekat. Hahahaha.

Yang kamu butuhkan adalah sebagai berikut:
1. Obeng lengkap,
2. Pinset,
3. Controller yang bermasalah, dan
4. Tentu saja tekad sekuat baja.

Karena kali saya menggunakan controller Xbox One, jadi tutorial kali ini kita aplikasikan pada controller Xbox One. Tapi sebelumnya perlu diingat, pembedahan ini memiliki risiko dan segala kegagalan ditanggung oleh masing-masing pribadi.


  1. Langkah yang pertama, buka dulu semua baut yang mengunci case controller kamu.
  2. Lepaskan casing depan.
  3. Copot casing kepala dan tombol bumpernya.
  4. Buka baut yang mengunci pcb pada casing tulang.
  5. Lepas PCB analog dengan hati-hati. Perhatikan konektor yang menghubungkan PCB analog dan PCB utama.
  6. Putar balik PCB analog. Perhatikan kabel di samping jangan sampai putus tertarik.
  7. Pilih sensor analog yang bermasalah. Kalau suka gerak sendiri ke kanan atau kiri, berarti sensor X yang bermasalah. Kalau gerak sendiri ke atas atau bawah, berarti sensor Y yang bermasalah. Lalu buka tempurungnya menggunakan obeng minus.
  8. Ambil piringan sensor yang ada di dalamnya menggunakan pinset.
  9. Perhatikan wujud dari lekukan piringan sensor tersebut. Bentuklah supaya sejajar rapi di tengah menggunakan ujung obeng minus yang kecil.
  10. Jika sudah rapi, pasang kembali dengan hati-hati ke dalam tempurung sensornya dengan pinset. Jangan sampai piringan sensor yang sudah dirapikan jadi tertekuk ketika dimasukkan ke dalam tempurungnya.
  11. Jika sudah, tutup kembali tempurungnya.
  12. Pasang sambungkan kembali PCB analog dengan PCB utamanya. Dan sekali lagi, perhatikan konektornya.
  13. Pasang PCB pada casing tulang dan kunci dengan bautnya.
  14. Pasang casing kepalanya dari bawah, lalu perhatikan batangan bumper agar masuk ke dalam.
  15. Pasang casing depan dan kunci dengan bautnya seperti waktu kamu membukanya.
Nah pembedahan controller-nya sekarang sudah selesai. Tapi untuk memaksimalkan keakuratannya, saya anjurkan untuk mengkalibrasikan controller-nya terlebih dahulu.

Jika sudah, silakan test analog kamu. Apakah masih nge-drift? Saya sendiri sudah mengulangi pembedahan ini dua kali dan keduanya berhasil. Tanpa mengeluarkan biaya sepeser pun, Analog Yang Bergerak Sendiri pun bisa kembali normal. Kalau kalian khawatir, lebih baik serahkan pada orang yang lebih telaten untuk membongkarnya. Sekali lagi, pembedahan ini memiliki risiko dan segala kegagalan ditanggung oleh masing-masing pribadi.

Kalo mau disolder sendiri gimana? Nanti, kalau analog saya sudah tidak manjur diperbaiki sendiri, baru kita ganti pakai yang baru. Dan sambil menunggu saat-saat itu terjadi, apa kamu punya tips lain untuk memperbaiki Analog Yang Gerak Sendiri? Coret-coret di kolom komentar, ya!

Memilih Gamepad Wireless Untuk PC


Belakangan ini, rasanya pegel juga main PES16 maraton dan pengin banget main sambil tiduran di kasur. Tapi jarak kasur ke PC agak jauh, gak bakalan nyampe tuh kabel gamepadnya. Dan mulai terbesit ingin membeli gamepad wireless.  Masing-masing gamepad tersebut memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Untuk itulah saya di sini ingin membahasnya satu per satu dengan kacamata orang awam tentang dunia game untuk Memilih Gamepad Wireless Untuk PC.



Kita mulai yang pertama dari Dualshock 3. Gamepad yang satu ini pasti udah enggak asing lagi wujudnya di mata dan di tangan kita semua, sama persis seperti stik konsol Playstation dari PSOne dan PS2. Hampir tidak ada yang berubah, jadi hampir semua orang pasti akan dengan mudah terbiasa dengan bentuknya saat digenggam. Untuk penggunaannya sendiri, kita harus memiliki Bluetooth Dongle sebagai media penghantar dengan DS3. Dianjurkan dengan Bluetooth versi 4.0 untuk menghindari lagging. Juga kabel mini USB yang harus kita beli sendiri untuk pairing dengan komputer maupun untuk mengisi ulang baterai. Karena kabel tersebut tidak termasuk dalam unit jika kita hanya membeli gamepadnya saja. Lantas, apa kelebihan dan kekurangan dari DUALSHOCK 3 ini? Selain bentuknya yang sudah sangat familiar, dualshock 3 juga dijual dengan battery built in, alias sudah rechargeable sudah termasuk dalam produknya. Jadi kita enggak perlu lagi ganti baterai kalau sudah habis dan enggak perlu nyari-nyari baterai untuk gamepad ini.Selain itu, dualshcok 3 juga diklaim bisa bertahan sampai toal bermain 30 jam hingga akhirnya harus diisi ulang.

Namun dibalik kehebatan-kehebatannya itu, gamepad playstasion wireless pertama ini tidak memiliki driver resmi dari Playstation jika ingin digunakan untuk bermain game di PC. Sehingga, kalau kita mau pakai dualshock 3 ini di PC, kita harus mencari program pihak ketiga agar bisa dimainkan, contohnya seperti program Motionjoy. Sayangnya, banyak juga para pengguna DS3 yang justru mengalami masalah ketika penggunaan yang akhirnya kesulitan memakai DS3 ini. Buat yang enggak suka ngoprek-ngoprek, kayaknya DS3 bukan pilihan yang tepat. Tapi untuk yang punya budget pas-pasan, DS3 bisa jadi gamepad wireless yang paling terjangkau di antara yang lain. Mulai dari Rp 150.000, kita bisa dapat DS3 OP (Original Pabrik) berikut kabel mini USB dan Bluetooth Dongle sampai Rp 600.000 jika kita ingin memiliki gamepad yang asli.

Selanjutnya kita beralih ke adiknya, yaitu Dualshock 4 atau disingkat DS4. Tidak terlalu berbeda dengan pendahulunya, DS4 ini memiliki wujud yang 11:12 dengan DS3. Hanya saja, DS4 memiliki trackpad dan light bar yang berfungsi sebagai penanda nomor pemain (player 1, player2, player 3, player 4) pada konsolnya tapi tidak berfungsi jika dimainkan di PC. DS4 juga sudah dilengkapi dengan baterai built in. Sayangnya, baterai hanya bisa bertahan sampai maksimal 8 jam untuk bermain, sangat jauh dengan DS3 yang bisa bertahan sampai 30 jam. Hal ini diperkirakan karena trackpad dan light bar yang banyak memakan daya baterai. Akibat ini pula, banyak yang mengakali light bar pada DS4 agar tidak menyala supaya baterai lebih awet. Masih sama seperti DS3, DS4 pun belum memiliki driver resmi untuk digunakan di PC. Lagi-lagi, gamer harus menggunakan program pihak ketiga dan mengatur pemetaan controller-nya. Untuk menggunakan gamepad ini, kita harus merogoh kocek lebih dalam dengan daftar perangkat yang sama dengan DS3. Sekitar Rp 750.000 untuk satu unit Dualshock 4, Bluetooth Dongle, dan Mini USB Cable.


Ketiga, kita beralih ke gamepad besutan Microsoft. Tidak seperti DS3 dan DS4, Xbox 360 Controller ini dijual tanpa baterai built in. Baterai yang digunakan bisa memakai baterai AA dengan modul baterai yang sudah disediakan oleh perangkatnya. Tapi dengan begitu, kita harus sering mengganti baterai jika sudah habis. Jangan khawatir. Xbox 360 juga memiliki baterai rechargeable yang dijual secara terpisah berikut dengan chargernya (bisa berupa kabel ataupun dock). Untuk baterai Xbox 360 tersebut bisa bertahan hingga 25 jam pemakaian.

Sama seperti DS3 dan DS4, Xbox 360 ini memerlukan receiver untuk menjembatani gamepad dengan PC. Namun, kita tidak bisa memakai Bluetooth Dongle. Kita harus memakai receiver khusus Xbox 360 yang bisa dibeli secara terpisah, ataupun dibundling dengan controllernya. Meski demikian, Xbox 360 controller ini tidak perlu bersusah payah lagi jika ingin digunakan. Karena Xbox 360 controller ini buatan Microsoft, sudah pasti drivernya sudah tersedia. Jadi tinggal plug & play, lebih praktis. Buat yang tidak ingin direpotkan dengan oprek-oprek program sana-sini, ini bisa jadi pilihan yang baik. Terlebih banyak orang yang sangat puas dengan gamepad ini. Selain kepraktisannya, performa, juga harganya yang tergolong murah. Untuk bisa memainkan Xbox 360 controller ini secara wireless, kita bisa menebusnya mulai dari sekitar Rp 320.000 sampai Rp 750.000.

Nah yang terakhir yang akan kita bahas adalah generasi terbaru dari Xbox 360, yaitu Xbox One. Dari wujudnya, tidak terlalu banyak yang berubah. Beberapa ada yang dipindahkan, ada dihilangkan, ada yang diperluas. Masih sama seperti pendahulunya, Xbox One Controller ini tidak dijual dengan built in battery. Tapi Microsoft mengeluarkan paket Play & Charge resminya untuk para pengguna yang ingin memiliki baterai rechargeable resmi dari Microsoft. Tidak hanya itu, baterai yang diproduksi juga memiliki ketahanan lebih lama hingga 30 jam pemakaian. Xbox One Controller juga memerlukan receiver untuk dikoneksikan ke PC dan receiver tersebut khusus untuk Xbox One Controller, tidak bisa menggunakan receiver milik Xbox 360. Tapi sayangnya, receiver untuk controller yang satu ini terbilang cukup mahal, sekitar Rp 500.000 yang bisa digunakan hingga 8 controller.
Karena mahalnya harga dari Controller dan Receivernya tersebut, banyak para pengguna Xbox 360 yang enggan meng-upgrade controllernya. Tapi bukan berarti controller ini tidak memiliki perkembangan. Dikabarkan, D-Pad pada Xbox One Controller memiliki peningkatan yang sangat signifikan. Untuk bermain game-game fighting seperti Street Fighter dan Mortal Combat, controller ini sudah sangat bisa diandalkan. Bagian trigger juga sudah diperlebar luas tombolnya sehingga mudah dijangkau, suara yang dihasilkan ketika ditekan pun lebih senyap ketimbang Controller Xbox 360. Untuk memiliki controller ini secara lengkap, kita harus merogoh kocek sekitar Rp 1.500.000 untuk mendapatkan satu unit controller, satu receiver, satu usb cabel, dan satu baterai.
Masih banyak sebenarnya controller wireless yang beredar di pasaran, mulai dari steam, steelseries, xiaomi, dan lain-lain. Tapi empat controller ini yang menyita perhatian saya untuk dijadikan pilihan. Selain karena harganya yang lebih murah, kemudahan juga diberikan oleh controller ini. Keempat gamepad wireless tersebut bisa digunakan saat baterai sedang diisi ulang, dengan kata lain berubah menjadi gamepad wired (kabel). Jadi, kita tidak perlu lepas baterai dulu untuk charging ketika baterai habis. Kebayang kalau dalam keadaan genting, tiba-tiba baterai habis dan kita tidak bisa berkutik. Pasti kesel sendiri. Hahahaha
Dan dari keempat controller di atas, akhirnya saya menjatuhkan pilihan pada Xbox One. Memang lebih mahal dari yang lain, tapi menurut saya itu yang paling menjanjikan. Selain baterainya sampai 30 jam, bentuk, kemudahan dan kenyamanannya pun lebih baik. Bagaimana tidak, buat orang yang main game hanya untuk diicip-icip saja seperti saya, gonta-ganti game itu menjadi sesuatu yang sering dilakukan. Tidak jarang saya menemukan game yang harus dipetakan ulang controllernya ketika ingin dimainkan hanya karena controller saya bukan controller Xbox, hanya controller biasa yang dua stick jadi satu kabel USB. Malah ada juga beberapa game yang tidak bisa mengenali gamepad lama saya sampai harus googling dulu nyari tahu gimana caranya supaya controller itu bisa terdeteksi oleh game tersebut. Dan itu merepotkan. Kadang, ada input analog yang juga tidak bisa diatur secara benar. Kanan jadi atas, atas jadi kiri. Daripada saya pilih DS3 atau DS4 yang nantinya malah menemukan hal yang sama, lebih baik langsung saja pilih Controller Xbox.
“Kenapa tidak pilih Xbox 360 saja? Kan lebih murah ketimbang Xbox One.”
Alasannya ada tiga. Satu, karena controller Xbox One merupakan controller Xbox yang sudah ditingkatkan, terutama D-Pad dan trigger-nya seperti yang bisa kalian lihat. Trigger Xbox One lebih luas ketimbang Xbox 360. Alasan kedua, karena wujud controller Xbox One lebih baik menurut saya. Terutama bagian baterainya. Xbox 360 terlihat sangat menonjol baterainya. Dan baca-baca dari review orang yang sudah lama memakai controller Xbox 360, modul baterainya suatu saat bisa mudah lepas. Saya liat di tokopedia juga ternyata banyak yang jual modul baterai Xbox 360. Mungkin karena itu banyak yang jual. Sedangkan yang Xbox One terlihat lebih ramping dan menyatu dengan seluruh badannya.
Alasan ketiga, seperti nasihat almarhum ayah saya, “Cari barang elektronik yang bagus sekalian. Mahal enggak apa-apa. Soalnya kalau barang elektronik, harga berbanding lurus sama kualitas.” Jadi daripada cari murah tapi cepet ganti lagi, mending beli mahal tapi bisa dipake jauh lebih lama. Hehe
Nah segitu deh penjabaran saya yang lumayan panjang soal Memilih Gamepad Wireless Untuk PC. Semua kembali ke diri kita masing-masing, kita lebih sreg dengan yang mana kalau dilihat dari poin-poin yang saya sebutkan tadi. Harga yang saya cantumin di atas bukan harga mati, tapi harga yang saya survey di toko-toko online. Jadi bisa jadi acuan untuk disesuaikan dengan budget kalian.

Memasang Kabel Front Panel Pada Motherboard


Memasang Kabel Front Panel Pada Motherboard itu memang suatu hal sepele bagi mereka yang sudah paham soal komputer. Tapi bagi orang awam seperti saya yang notabene adalah sebagai pengguna saja, mengenal kabel-kabel yang ada di dalam komputer itu membingungkan. Apa lagi ketika seperti baru-baru ini saat saya harus membongkar Front Panel untuk membersihkan dual kipas di dalam yang sudah sangat berdebu. Mau tidak mau, jika saya ingin membersihkannya, saya harus mencopot kabel front panel yang menancap pada motherboard. Mencopot kabelnya sih semua orang pasti bisa, tapi jika memasangnya kembali dengan benar apa semua orang bisa? Bisa saja kalau mau mencari tahu. Haha (Jangan malas)


“Lantas apa saja yang harus saya perhatikan sebelum Memasang Kabel Front Panel Pada Motherboard?”
Kabel Front Panel umumnya terdiri dari kabel:
  • Power SW (untuk tombol power)
  • Reset SW (untuk tombol reset)
  • HDD LED (untuk lampu indikator hard drive)
  • Power LED (untuk lampu indikator power)
“Terus di mana kita harus mencolokkan kabel front panel ini?”
Kita bisa lihat pada buku manual bawaan motherboardnya. Jika tidak ada buku manualnya. Bisa kita cari langsung tulisan “FP”, atau “Front Panel”, atau “F Panel”, “Panel 1”, dan semacamnya pada motherboard. Seperti yang dicontohkan gambar-gambar berikut:

“Nah urutan pemasangannya gimana?”
Sebenarnya ada di buku manual masing-masing motherboard (masing-masing motherboard punya letak yang berbeda, tapi belakangan hampir semua tata letaknya sama sekarang) atau di bagian motherboardnya sendiri sudah diberi tulisan keterangan posisinya seperti pada gambar Contoh 2 di atas. Kalo buku manualnya tidak ada, bisa kita download di situs pembuat motherboard itu (MSI, Gigabyte, ASUS, dll) atau bisa juga kita jadikan gambar berikut sebagai patokan.

Letak masing-masing kabel bisa disesuaikan seperti gambar di atas. Untuk Power Switch dan Reset Switch bisa kita bolak-balik. Jadi nanti saat kita mau menghidupkan PC, tombol Reset yang akan berfungsi sebagai tombol Power, begitu juga sebaliknya.
“Kan di situ ada positif dan negatif. Gimana kita tahu mana kabel positif dan kabel negatif?”
Untuk menandakan mana kabel positif dan negatif, kita bisa bedakan dari WARNA kabel tersebut. Umumnya, kabel yang positif itu berwarna-warni, sementara kabel negatif warnanya kalo tidak putih ya hitam. Seperti gambar di samping ini.

“Kabel Front Panel saya tidak warna-warni. Gimana cara bedainnya kalau begitu?”
Kalau kabelnya tidak warna-warni atau bahkan benar-benar berwarna-warni sampai warna putih dan hitam tidak ada, kita bisa lihat bagian belakang dari plug-nya. Umumnya akan ada gambar panah seperti pada gambar berikut. Tanda panah itu menandakan kalau sisi kabel tersebut adalah sisi positif. Tanda panahnya seperti ini:


Nah, setelah tahu mana kabel positif dan negatif, kita bisa colokkan kabel front panel pada motherboard seperti gambar di atas. Perhatikan baik-baik mana kabel positif dan negatif, kalau tidak benar menempatkannya, PC jadi tidak bisa menyala.
Kurang lebih seperti itulah hal-hal yang saya pelajari ketika mau Memasang Kabel Front Panel Pada Motherboard. Berawal dari mau bersih-bersih PC dari debu yang sudah menghambat laju udara ke dalam PC, malah jadi nambah wawasan baru yang selama ini saya tidak tahu. Kebayang kan kalau saya minta bantuan orang lain, pasti repot lagi harus nyuruh orang ke rumah atau setiap mau membersihkan harus minta orang lain buat masangin kabelnya. Kalau sudah tahu, jadinya kita udah enggak NORAK lagi. Tadinya norak, terbitlah ngaga :v

Nonton Bioskop Pakai Movie Card

Buat kalian yang suka banget nonton di bioskop, pasti tahu dong gimana suasana bioskop kalau ada film yang lagi booming tayang? Pasti ramai banget, `kan? Antrenya saja bisa berjam-jam saking banyaknya penonton yang mau beli tiket. Belum lagi, jam tayang yang ditargetkan buat nonton malah harus diundur karena bangkunya sudah penuh, keduluan orang akibat antrean panjang itu. Bete pasti nunggunya. Tapi ada cara buat mensiasatinya kok. Kita bisa Nonton Bioskop pakai Movie Card.
Apa itu Movie Card? Movie Card itu adalah kartu yang diedarkan oleh XXI, Cinema21, dan The Premier kepada pelanggan guna memudahkan transaksi di dalam bioskop, baik itu membeli tiket maupun membeli makanan dan minuman di dalam bioskop. Kartu tersebut berisikan saldo yang dapat dibelanjakan dan dapat diisi ulang (top up) di bioskop XXI, Cinema21, dan The Premier tertentu. Dengan kartu ini, kita tidak perlu lagi berlama-lama mengantre saat membeli tiket. Karena loket untuk pembeli tiket pengguna Movie Card tersedia secara khusus, yang mana masih jarang digunakan oleh orang-orang. Saya sendiri, sampai tidak mengantre saat membeli tiket di loket khusus ini.
Selain itu, apa saja keuntungannya memiliki Movie Card ini?
  • Pelanggan tidak perlu mengantre untuk pembelian tiket dikarenakan sudah disediakan jalur antrean khusus.
  • Pelanggan hanya cukup men-tap kartu Movie Card di loket yang tersedia tanpa perlu PIN ataupun tanda tangan. (seperti kartu e-money saja)
  • Kartu Movie Card dapat di isi ulang dan dapat cek saldo.
  • Pelanggan dapat membeli makanan dan minuman di XXI Cafe dan 21 Cafe menggunakan Movie Card.

Terus bagaimana cara mendapatkannya supaya saya bisa Nonton Bioskop pakai Movie Card? Ada beberapa cara untuk mendapatkan Movie Card ini.
  • Membeli langsung ke XXI atau Cinema 21
Anda akan dikenakan biaya kartu seharga Rp 25.000 dan mengisi saldo dengan minimal saldo perdana sebesar Rp 100.000.
  • Menjadi pelanggan Indihome
  1. Berlangganan paket IndiHome Fiber dengan kecepatan minimal 10 Mbps keatas yang bertransaksi melalui web www.indihome.co.id, nelpon ke 147, dan plasa Telkom. Pelanggan IndiHome yang sudah aktif IndiHome-nya bisa mengirim email ke promo@telkom.co.id dengan menyebutkan nomor IndiHome dan alamat lengkap pengiriman IMC. Format emailnya seperti berikut:
    • Nomor IndiHome : 122844xxxxxx
    • Nama Pemilik IndiHome : ………………………
    • Alamat Pengiriman : ………………………
    • Nomor Tlp Pengirim Email : ………………………
    Pelanggan akan mendapatkan Indihome Movie Card dengan nominal saldo Rp 150.000
  2. Menukarkan poin IndiHome melalui aplikasi My IndiHome di Playstore. Poin yang didapat dari setiap pembayaran bulanan bisa ditukarkan dengan berbagai reward oleh Indihome, salah satunya adalah Movie Card. 150 poin di IndiHome Anda, dapat ditukarkan dengan satu IndiHome Movie Card dengan saldo Rp 100.000 secara cuma-cuma dan dapat langsung digunakan.

  • Menjadi nasabah Bank Sinarmas
  • Buka tabungan Bank Sinar Mas dengan setoran awal Rp. 50.000. Lalu pilih program “Movie Card”
“Apakah Movie Card bisa kadaluarsa? Ada masa berlakunya?”
Jawabnya ada. Tapi masa berlakunya itu super lama, yaitu satu tahun semenjak transaksi terakhir.
“Terus gimana cara cek saldo sama isi ulangnya?”
Nah kalau yang ini, Anda harus langsung ke loket tiketnya langsung, baik untuk cek saldo ataupun isi ulang. Saya sarankan, catat setiap pembelian tiket untuk memastikan berapa sisa saldo Anda ketika ingin membeli tiket. Dan untuk pengisian saldo diberi ketentuan dengan pengisian Rp 100.000 berikut kelipatannya. Jadi tidak bisa cuma isi saldo Rp 50.000 apa lagi cuma 30.000. Hahahaha
“Saldonya bisa diuangkan tidak ya?”
Tidak bisa dong. Kalo bisa mah, rugi nanti Bank. Wkwkwkwkwk soalnya Movie Card ini bisa jadi kartu buat nyimpen duit jadinya kalau kayak begitu.
Nah kurang lebih seperti itu info Nonton Bioskop pakai Movie Card, wahai para orang-orang norak. Buat yang doyan banget nonton di bioskop, kayaknya lebih afdol kalau Anda memiliki kartu ini. Bayangin aja, ketika orang-orang masih sibuk antre, Anda sudah bisa memilih kursi di mana saja yang masih kosong. Saya alami ini. Film diputar pukul 14:05, saya tiba di XXI pukul 13:45. Antrean panjang sekali. Tapi saya langsung beli tiket pakai Movie Card, dan kursi yang kosong masih banyak sekali tersedia. Saya bebas memilih spot yang enak buat nonton. 10 menit kemudian, studio buka, dan saya masuk ke dalam, sedangkan penonton yang lain masih antre buat beli tiket. Enggak pake berdiri lama, nunggu cuma 10 menit buat masuk studio dengan spot yang paling pas buat saya. Kebayang kalau saya ikut antre. Yang niatnya mau nonton pukul 14:05, bisa-bisa baru kebagian pemutaran selanjutnya. Makanya, move on. Teknologi udah berkembang, kalau kita tidak mengikuti, kita akan tertinggal. Kalau mau nonton, Nonton Bioskop pakai Movie Card.

Pi Kang Wang Yang Asli Dan Palsu


Nama obat yang satu ini pasti udah enggak asing lagi buat orang-orang, apalagi yang punya masalah dengan kulitnya. Pi Kang Wang emang udah terbukti manjur buat mengobati berbagai jenis penyakit kulit, antara lain itu membunuh bakteri dan jamur penyebab gatal-gatal, kurap, kudis dan panu. Kemanjurannya ini membuat obat salep Pi Kang Wang jadi banyak diburu orang, juga membuka peluang orang-orang yang tidak bertanggung jawab membuat obat Pi Kang Wang yang palsu. Hal ini membuat banyak orang bingung menentukan antara Pi Kang Wang Yang Asli dan Palsu.
Dari informasi yang ane ubek-ubek di google, kayaknya banyak orang-orang yang tidak tahu dan malah bersikap sok tahu. Mengatakan kalau Pi Kang Wang yang asli tapi dibilang palsu. Contohnya kayak gambar di bawah ini.

Hanya karena di kemasannya ada logo OTC, dan tulisan di tengah kemasan botolnya didominasi oleh tulisan Cina berwarna hitam, banyak orang beranggapan kalau produk ini palsu. Karena setahu mereka (ingat, cuma setahu mereka, mereka tidak benar-benar tahu), salep Pi Kang Wang yang asli itu, wujudnya hanya seperti ini:

Padahal gambar yang pertama dan yang kedua itu tidak berbeda. Kenapa saya bilang tidak berbeda? Karena masih sama-sama Pi Kang Wang. Dan tidak ada yang palsu dari gambar-gambar yang ane kasih di atas. Bedanya cuma satu, Pi Kang Wang gambar pertama adalah Pi Kang Wang dengan kemasan baru, sedangkan gambar yang kedua adalah kemasan lama.
“Baru? Masa sih? Boong kali.”
Kemasan Pi Kang Wang diubah dengan format baru itu ada alasannya. Kalau Anda liat di kemasan yang pertama, Anda akan melihat logo “Bayer” seperti ini:

Familiar dengan nama itu? Saya sudah sangat familiar. Ya, BAYER adalah produsen asal Jerman yang sudah sangat mendunia. Produknya sendiri sudah banyak yang dijual di Indonesia, seperti Tonikum Bayer, suplemen kalsium CDRRedoxon, Aspirine, Baygon, Racumin, Zam-Buk, Levitra, dan masih banyak lagi. Bisa Anda buktiin sendiri produk-produk yang saya sebutkan itu.
Hal ini juga yang membuat saya penasaran, kenapa logo BAYER yang markasnya di Jerman bisa ada di produk obat yang asal Cina? Saya pun browsing soal itu, mencari wangsit ke Mbah Google. Dan dari informasi-informasi yang saya dapatkan, dapat disimpulkan kalau perusahaan BAYER membeli DIHON (produsen Pi Kang Wang ini) untuk memperkuat pasar BAYER di ASIA. Dan karena itulah logo BAYER mulai nampang di kemasan Pi Kang Wang.
So, yang masih bilang produk Pi Kang Wang yang beda kemasan ini palsu, kalian jelas sudah SOK TAHU. ^^ Dan enggak perlu takut lagi membeli Pi Kang Wang yang memiliki kemasan berbeda. Asal ada logo BAYER, barang itu kemungkinan besar juga asli. Enggak perlu bingung lagi bedain Pi Kang Wang Yang Asli Dan Palsu. Dan semoga tidak ada lagi penjual obat ini yang difitnah karena diduga menjual barang palsu. Saya miris ngeliatnya, mereka terlalu paranoid, tapi tidak mau mencari tahu yang sebenarnya. Jadi jangan salah lagi membedakan antara Pi Kang Wang Yang Asli Dan Palsu, ya.